...

Mengenal Truk Bertenaga Listrik: Masa Depan Atau Diabaikan?

Salah satu inovasi terbaru dalam dunia otomotif adalah sebuah kendaraan bertenaga listrik. Dengan adanya listrik sebagai ” bahan bakar ” penggerak, sebuah kendaraan dapat melaju tanpa khawatir akan gas buang yang memicu polusi dan zat karbon yang merusak lingkungan. Teknologi ini tidak hanya diterapkan pada mobil atau motor saja, saat ini sudah banyak bermunculan truk-truk bertenaga listrik.

Banyak pakar mengatakan, dengan adanya truk EV ( Electric Vehicle ) akan menggeser atau menggantikan truk-truk ICE ( Internal Combustion Engine ) atau kendaraan yang masih menggunakan bahan bakar bensin. Namun, sebagai teknologi yang relatif baru, truk listrik menimbulkan berbagai pertanyaan, seperti berapa banyak energi yang mereka konsumsi dan seberapa lama daya tahan baterainya. Ditambah lagi, apakah itu berlaku pada setiap kondisi, negara yang dihuni, serta regulasi tiap negara terkait? Sebagai pengusaha baru. Anda harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari truk bertenaga listrik yang akan kami sajikan dibawah ini.

 

Keuntungan

 

  • Lebih Hemat

Dalam konteks efisiensi energi, truk listrik memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan kendaraan bermesin bensin. Salah satu alasan utama untuk efisiensi ini adalah cara kerja sistem pengereman dan penggunaan energi saat kendaraan tidak bergerak. Truk listrik menggunakan teknologi pengereman regeneratif yang memungkinkan mereka untuk mengubah energi kinetik yang dihasilkan selama pengereman menjadi energi listrik yang dapat disimpan kembali dalam baterai. Proses ini mengurangi kebutuhan untuk energi tambahan dari sumber daya eksternal dan meningkatkan efisiensi keseluruhan. Selama pengereman atau ketika truk dalam keadaan diam, truk listrik menggunakan energi hingga 15-20% lebih sedikit dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin. Ini berarti bahwa dalam situasi tersebut, truk listrik dapat menghemat energi yang signifikan dan mengurangi konsumsi bahan bakar yang tidak perlu.

Sebaliknya, kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran internal, seperti mesin bensin, mengalami proses yang jauh kurang efisien. Mesin bensin umumnya mengkonsumsi 64-75% dari energi yang tersedia hanya untuk menjalankan kendaraan dan mengatasi gesekan serta kehilangan energi panas. Sebagian besar energi yang dihasilkan oleh mesin bensin terbuang sia-sia karena proses pembakaran yang tidak sepenuhnya efisien dan kehilangan energi dalam bentuk panas. Ketika kendaraan ini berhenti atau mengalami pengereman, mereka tidak memiliki mekanisme untuk memulihkan energi dengan cara yang sama seperti truk listrik.

 

Minim Perawatan

Kendaraan berbasis mesin pembakaran internal memerlukan serangkaian perawatan rutin untuk menjaga performa dan keandalannya. Proses-proses ini meliputi penggantian oli secara berkala, pemeriksaan dan penggantian filter mesin yang diperlukan untuk memastikan truk tetap berjalan dengan baik.

Sebaliknya, truk listrik tidak memerlukan proses perawatan ini. Karena truk listrik tidak memiliki mesin, hanya baterai dan motor penggerak. Sebagian besar komponen utama truk listrik, seperti motor listrik dan baterai, memiliki sedikit bagian yang bergerak dan tidak memerlukan perawatan rutin yang sama dengan mesin konvensional.

Hal ini berarti bahwa pemilik truk listrik dapat menghemat waktu dan biaya yang biasanya dikeluarkan untuk perawatan rutin kendaraan bermesin pembakaran internal. Dengan kurangnya kebutuhan untuk penggantian oli, pemeriksaan cairan pendingin, dan penggantian filter mesin, biaya operasional dan perawatan truk listrik dapat menjadi lebih rendah. Selain itu, pengurangan dalam perawatan ini juga dapat berkontribusi pada peningkatan keseluruhan efisiensi operasional dan keandalan truk listrik, yang merupakan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan yang mengandalkan kendaraan untuk operasional sehari-hari.

 

Kerugian

 

  • Jarak Tempuh Yang Terbatas

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh truk bertenaga listrik adalah keterbatasan jarak tempuh yang dapat dicapai dibandingkan dengan truk berbahan bakar fosil. Meskipun
ada jenis truk listrik yang dapat melaju lebih dari 500 kilometer, tetap saja tidak menggantikan peran truk konvensional yang sanggup melaju hingga ribuan kilometer. Banyak model truk listrik yang saat ini tersedia di pasaran memiliki kemampuan untuk menempuh jarak yang lebih pendek per pengisian baterai jika dibandingkan dengan jarak yang bisa dicapai oleh truk diesel dengan satu pengisian bahan bakar. Faktor utama di balik masalah ini adalah kapasitas baterai yang masih terbatas dan berat dari baterai itu sendiri. Meskipun produsen terus-menerus meningkatkan kapasitas dan efisiensi baterai, serta mengembangkan teknologi baru yang dapat memperpanjang jarak tempuh, tantangan ini tetap menjadi masalah signifikan. Truk listrik sering kali memerlukan lebih sering pengisian ulang atau perencanaan rute yang lebih cermat untuk memastikan bahwa jarak tempuhnya cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Hal ini dapat membatasi fleksibilitas dalam operasi dan mempengaruhi efisiensi logistik.

  • Keterbatasan Infrastruktur Pengisian

Ketersediaan infrastruktur pengisian baterai merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh truk listrik, terutama di banyak daerah yang masih belum memiliki fasilitas pengisian baterai yang mumpuni. Di wilayah yang belum memiliki stasiun pengisian baterai, pengemudi truk listrik mungkin menghadapi kesulitan dalam menemukan tempat untuk  mengisi ulang daya baterai mereka. Hal ini menjadi semakin kritis dalam operasi yang melibatkan perjalanan jarak jauh atau ketika truk berada di luar jalur yang sering dilalui, seperti area pedesaan atau lokasi terpencil. Tanpa akses ke fasilitas pengisian yang memadai, truk listrik dapat mengalami keterbatasan dalam jarak tempuh dan mungkin tidak dapat menyelesaikan perjalanan yang direncanakan atau memenuhi jadwal pengiriman yang ketat. Ditambah lagi waktu pengisian kendaraan listrik tidak secepat kendaraan konvensional saat mengisi bensin. Dalam pengisian penuh 100%, waktu tercepat pengecasan baterai dapat dilakukan dalam waktu 45 menit. Sedangkan ketika mengisi bensin, pengisian hingga penuh dapat dilakukan dalam waktu 15 hingga 20 menit saja pada truk-truk besar. Masalah ini menambah kompleksitas logistik dan perencanaan operasional, karena perusahaan harus memenuhi jadwal pengiriman hingga ke tangan pelanggan secara tepat. Jika hal ini terjadi, maka keterlambatan menjadi sesuatu yang dapat terjadi dan ini tentu merugikan dari segi waktu, tenaga, dan uang.

Kesimpulan

Truk bertenaga listrik bisa menjadi pilihan yang tepat untuk pengusaha baru, tetapi keputusan ini bergantung pada beberapa faktor. Yaitu biaya operasional, biaya perawatan, dan juga kemudahan teknologi. Namun disisi lain, ada juga tantangan yang harus dihadapi jika memiliki truk bertenaga listrik. Yaitu jarak tempuh terbatas, dan infrastruktur pengisian yang belum sepenuhnya berkembang. Bagi pengusaha, truk listrik bisa menjadi pilihan yang baik jika mereka memiliki akses keinfrastruktur yang sudah mumpuni. Tetapi jika tidak, lebih baik gunakan truk berbahan bakar konvensional tetapi tetap memerhatikan efisiensi yang dimiliki sambil memantau perkembangan teknologi dan infrastruktur listrik di masa depan.

Scroll to Top
Skip to content Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.