Beban berat pada truk memiliki dampak signifikan terhadap kinerja dan umur kendaraan, serta berpengaruh pada keamanan dan efisiensi operasional. Dalam jangka panjang, beban berat dapat menyebabkan berbagai masalah mekanis dan struktural pada truk. Banyaknya muatan yang besar dan berat sering kali dimanfaatkan secara tidak benar oleh beberapa pihak. Kita sering menemukan truk yang membawa barang lebih dari kapasitas maksimalnya, yang dikenal dengan istilah ODOL.
Fenomena Truk ODOL di Indonesia
Truk ODOL adalah kondisi di mana truk membawa muatan yang melebihi kapasitas maksimum baik dari segi berat maupun ukuran dimensi. Ada dua jenis truk ODOL. Pertama, kelebihan muatan karena bobot barang yang diangkut melebihi kemampuan angkut truk. Kedua, kelebihan muatan terjadi karena pemilik truk sengaja mengubah kendaraan dengan dimensi diluar standar yang ditetapkan. Ciri-ciri truk ODOL ini biasanya dapat dikenali dari barang yang diangkut melebihi dimensi truk, misalnya lebar atau tingginya melebihi ukuran truk. Padahal hal ini sangat membahayakan karena truk semacam ini cenderung mengalami kesulitan saat menanjak karena membawa muatan yang lebih berat dari kapasitas angkutnya.
Dampak Buruk Dari Truk ODOL
-
Faktor Keselamatan dan Keamanan
Ketika hal ini terjadi, ada beberapa risiko yang muncul, mulai dari kerusakan mekanis pada truk, seperti sistem rem yang tidak berfungsi dengan baik karena harus menahan beban yang terlalu berat, hingga mesin yang menjadi terlalu panas akibat dipaksa bekerja melebihi batas kemampuannya. Muatan yang berlebih juga dapat membuat truk menjadi lebih sulit untuk dikendalikan. Truk yang terlalu berat cenderung memiliki stabilitas yang rendah, terutama ketika berhadapan dengan kondisi cuaca yang buruk seperti hujan deras atau angin kencang. Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi harus bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan dan mengendalikan kendaraan, terutama saat melakukan manuver mendadak, seperti menghindari kendaraan lain.
-
Faktor Teknis
Daya mesin kendaraan truk telah diatur dengan jelas oleh Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 Yang mengatakan kekuatan mesin kendaraan truk harus berdasarkan jenis dan kapasitasnya. Untuk truk bermuatan besar seperti truk tronton, aturan menetapkan bahwa daya mesin minimal harus mencapai 4,5 kilowatt untuk setiap 1.000 kilogram berat kendaraan. Artinya, semakin berat kendaraan, semakin besar pula daya mesin yang dibutuhkan untuk memastikan performa yang optimal dan aman. Sedangkan pada truk gandeng atau trailer, daya mesin minimum untuk jenis kendaraan ini adalah 5,5 kilowatt per 1.000 kilogram berat kendaraan. Ketentuan ini dibuat untuk memastikan bahwa truk-truk yang membawa beban berat tersebut tetap dapat beroperasi dengan aman di jalan raya.
Di sisi lain, saat truk membawa beban yang lebih berat dari standarnya, sistem pengereman tidak lagi mampu menangani gaya dorong yang dihasilkan selama proses pengereman. Hal ini terjadi karena sistem rem dirancang untuk bekerja optimal dalam batasan beban tertentu. Ketika beban melebihi kapasitas ini, panas yang dihasilkan oleh gesekan antara bantalan rem dan cakram atau drum rem menjadi lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini menyebabkan penurunan kinerja rem yang dikenal sebagai Brake Fading. Brake Fading adalah fenomena di mana daya pengereman berkurang secara signifikan, sehingga kendaraan sulit untuk berhenti dalam jarak yang aman. Dalam situasi yang lebih parah, rembisa kehilangan fungsinya secara keseluruhan, kondisi ini dikenal sebagai rem blong. Risiko rem blong menjadi lebih tinggi terutama ketika kendaraan harus melewati jalan yang menurun, di mana gaya dorong akibat gravitasi semakin memperburuk kondisi pengereman.
-
Faktor Konsumsi Bahan Bakar
Ketika sebuah kendaraan membawa muatan yang melebihi kapasitas standar atau biasanya, konsumsi bahan bakarnya cenderung menjadi lebih boros. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan beban yang mempengaruhi cara kerja mesin kendaraan secara keseluruhan. Ketika beban kendaraan meningkat, mesin harus bekerja lebih keras untuk mengatasi beban tambahan ini dan menjaga kendaraan tetap bergerak dengan kecepatan yang diinginkan.
Dalam situasi di mana beban kendaraan bertambah, mesin perlu mengeluarkan lebih banyak tenaga dan menggunakan lebih banyak bahan bakar. Proses pembakaran bahan bakar menjadi lebih intensif untuk menghasilkan tenaga yang dibutuhkan. Dengan demikian, konsumsi bahan bakar akan meningkat seiring dengan peningkatan kerja mesin. Mesin yang bekerja lebih keras membutuhkan suplai bahan bakar yang lebih banyak untuk memastikan bahwa tenaga yang cukup tersedia untuk menggerakkan kendaraan dengan beban tambahan tersebut.
Sanksi Yang Menunggu Pelaku Truk Bermuatan Melebihi Batas
Tentunya selain merugikan orang lain, pemilik truk ODOL juga akan dijatuhi sanksi berat. Truk ODOL sering menyebabkan berbagai permasalahan, mulai dari kerusakan infrastruktur jalan. Pemerintah telah menetapkan beberapa jenis sanksi bagi pelaku truk ODOL, yaitu sanksi administratif meliputi teguran tertulis, pencabutan izin operasional kendaraan, hingga pembekuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), hingga sanksi pidana apabila pelanggaran ODOL menyebabkan kecelakaan dengan korban jiwa.